Sabtu, 04 Januari 2014

Pancasila sebagai sistem etika

Pancasila sebagai Sistem Etika Era modern seperti saat ini banyak terjadi penyimpangan yang ditimbulkan dari sistem pergaulan. Hal ini disebabkan karena menipisnya moral Pancasila yang tertanam pada jati diri bangsa seiring dengan berjalannya waktu. Kemajuan zaman yang meningkat harus diimbangi dengan moral Pancasila yang meningkat pula. Pemantapan Pancasila harus dijalankan dengan tegas dan teratur sesuai dengan norma yag berlaku serta dengan tujuan memperbaiki pergaulan dan etika bangsa ini Dalam pergaulan diperlukannya etika dalam menjalankannya. Kata Etika sendiri berasal dari bahasa Yunani “ethos ” artinya kebiasaan, adat. Kata ethos lebih berarti kesusilaan, perasaan batin, atau kecendrungan hati dengan mana seseorang melakukan perbuatan. Dalam bahasa Latin istilah ethos dan ethikos itu disebutkan dengan kata mos dan mo-ralitas. Oleh sebab itu kata “etika” sering dikaitkan dengan kata “moral ”. Dalam bahasa Indonesia kata etika berarti kesusilaan, Kesusilaan ini mau menerangkan dan menunjukkan bahwa arti kata “su” itu baik, bagus. Jadi kesusilaan itu berkaitan dengan yang baik, bagus. Etika Pancasila adalah etika yang mengacu dan bersumber pada nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan bernegara. Pancasila juga dapat diwujudkan ke dalam norma-norma moral dimana norma tersebut dijadikan pedoman untuk bersikap dan bertingkah laku. Norma etik sebagai pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku telah berhasil dituangkan dalam filosofi Pancasila. Namun, apa yang terjadi pada saat ini? Kebanyakan orang tidak menjadikan Pancasila sebagai bentuk dasar pergaulannya. Akan tetapi merka lebih mengutamakan gengsi sebagai tolok ukur dalam bergaul. Umumnya mereka merasa malu apabila mereka dikatakan anak mami. Anak mami disini diartikan sebagai anak yang manja pada kedua orangtuanya dan tidak mengikuti tren model masa kini. Siapapun dari kita pasti telah setuju dan sependapat tentang pernyataan bahwa pacaran sudah menjadi budaya di Indonesia. Bahkan pacaran seperti menjadi hal yang wajib bagi kalangan anak muda di era abad ke-20 ini, sebab aktivitas tersebut sudah tidak lagi dipandang buruk oleh mayoritas masyarakat dan mereka tidak merasa malu untuk melakukannya. Padahal, melalui pacaran ini, para pelakunya sudah terjerumus ke dalam zina dan kemaksiatan-kemaksiatan derivatif dari zina itu sendiri, seperti aborsi janin, membuang bayi yang baru lahir, dan bahkan membunuh ibu dari sang janin lantaran takut dimintai pertanggungjawaban menikah. Dan celakanya, kesemua ini semakin menjadi hal yang biasa kita saksikan di media-media, baik cetak maupun elektronik, bahkan di sebagian tempat, peristiwa ini sudah menjadi hal yang lumrah terjadi. Semua bentuk kerusakan moral tersebut pada hakikatnya disebabkan oleh adanya paham kebebasan yang beredar di tengah-tengah masyarakat yang disuburkan oleh sistem demokrasi yang diterapkan dalam suatu negara di mana masyarakat tersebut tinggal. Perilaku tersebut jelas tidak mengamalkan nilai-nilai dalam Pancasila. Pancasila mengatur agar kita bisa hidup dalam bergaul berdasar pada agama yang dianut yang tertera pada sila pertama. Dalam agama-pun melarang kita untuk melakukan hal tersebut, bahkan aktivitas tersebut merupakan suatu yang mengarah pada perbuata zina yang jelas itu dilarang. Kaum muda era sekarang ini mulai pudar akan nilai-nilai luhur khususnya Pancasila. Padahal umumnya bagi anak sekolah dibaca pada setiap hari senin. Tapi apakah ini bisa dikatak sebagai dampak dari Demokrasi? Pancasila memang mengajarkan kita untuk berdemokrasi termasuk dalam pergaulan sehari-hari. Kebanyakan kita sendiri yang tidak tahu bahkan tidak mau tahu tentang demokrasi pergaulan yang dituangkan dalam makna Pancasila. Pergaulan pada saat ini menjadi sangat riskan dan berbahaya. Banyak anak negeri yang terjerumus kedalam sisi gelap dalam pergaulan. Terutama mereka yang kurang kasih sayang dari orang tua sehingga mereka mencari ketenangan dan kasih sayang dari orang lain. Pencarian teman inilah yang sangat berbahaya, apabila mereka salah memilih teman maka mereka bisa ikut menjadi salah salah satu dari mereka. Banyak pergaulan sekarang yang menyimpang dari nilai-nilai luhur Pancasila, padahal dalam isi Pancasila sendiri telah terdapat pedoman dalam kita bergaul dan berperilaku. Misalnya seperti mengkonsumsi narkoba, hal tersebut merupakan tindakan yang jelas dilang dalam agama dan Negara. Permasalahan Penyalahgunaan Narkoba tidak akan terjadi apbila tidak adanya narkoba dalam masyarakat luas meskipun secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi. Para penjual Narkoba dapat berkeliaran dimana-mana termasuk sekolah, pemukiman masyarakat dan warung-warung di sekitar perkotaan. Keluarga yang kurang Harmonis atau Broken Home dapat menyebabkan psikis seorang anak menjadi menurun sehingga anak tersebut lebih menyukai dunia pergaulan luar yang negatif, karena seorang anak merasa tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup dari kedua orangtuanya. Kelurga yang tidak harmonis biasanya dikarenakan karena kesibukan orangtua terhadap pekerjaanya sehingga tidak memperhatikan anaknya dan perceraian dalam rumah tangga yang mengakibatkan rasa kesepian dan kesedian terhadap psikologi anak. Sistem didikan keluarga yang Otoriter terhadap anak juga mempengaruhi psikis si anak, hal ini mengakibatkan meningkatanya kemauan ataupun potensi dari anak untuk melawan dari orang tuanya. Dalam Pergaulan bersama teman yang rawan pergaulan bebas, dapat menjadi faktor mudahnya perkembangan penggunaan penyalah gunaan narkoba dan perilaku yang menyimpang. Pada akhirnya seseorang tidak dapat menolak dalam pemakain narkoba karena terpengaruh oleh dunia pergaulan yang bebas tersebutNarkoba memiliki hubungan dan keterkaitan dengan nilai-nilai Pancasila, karena penggunaan penyalahgunaan narkoba adalah perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila. Sehingga dapat disimpulkan Bahwa Hubungan Penggunaan Penyalah gunaan Narkoba terhadap nilai-nilai Pancasila adalah : 1.Narkoba dapat dan diperbolehkan digunakan dalam bidang kesehatan dan dengan jumlah yang sedikit dan tidak menyalahi atuaran kemanusiaan sesuai dengan kandungan nilai Pancasila sila ke dua. 2.Narkoba jika dipakai dan disalahgunakan maka perbuatan si pemakai menyimpang dari nilai-nilai Pancasila sila Pertama, Kedua ,dan Ketiga. Sila Pertama yaitu Pemakai tidak percaya terhadap Tuhan yang Maha Esa,karena ia lebih percaya terhadap Narkoba untuk menenangkan diri dan menghilangkan masalah yang terjadi pada dirinya.Sila Kedua yaitu Pemakai merusak dan membunuh dirinya sendiri dengan mengonsumsi narkoba. Sila Ketiga yaitu pemakai tidak menghiraukan dampak-dampak yang terjadi terhadap orang lain dan masyarakat. Hal ini dikarenakan terdapat lima karakteristik generasi muda yang mempengaruhi pergaulannya. Pertama, generasi muda kerap kali memiliki mental yang tidak berorientasi pada mutu. Kecenderungan tersebut diperkuat dengan keinginan untuk mencoba sesuatu tanpa berupaya untuk mendapatkan hasil yang setimpal dengan aktivitas yang dilakukan. Karakteristik ini menggejala pada hampir semua generasi muda. Mentalitas ini secara umum membentuk karakteristik generasi muda yang sekedar menampilkan figur keberanian semata tanpa memperhitungkan akibatnya. Kedua, generasi muda cenderung memiliki karakteristik suka menerabas, hantam kromo, dan cenderung berani tanpa memperhitungkan baik dan buruknya. Karakteristik ini bersesuaian dengan sikap berani yang cenderung mengarah pada kenekatan. Meski begitu, secara positif, sikap ini memberikan kekuatan mentalitas bagi generasi muda untuk mengambil posisi memimpin dalam situasi yang secara normal sulit dilakukan oleh masyarakat umum. Sehingga tak heran apabila mentalitas suka menerabas ini menganjurkan generasi muda sebagai agen perubahan (agent of change), karena proses perubahan harus diawali sikap menolak situasi yang ada, dan generasi muda menjadi figur terdepan dari perubahan kearah yang lebih baik tersebut. Ketiga, karena secara psikologis masih labil, generasi muda cenderung memiliki karakter yang tidak percaya diri, mudah putus asa, minder dan cenderung berupaya menghindari masalah, karena adanya perasaan bahwa dirinya tidak akan mampu mengemban tugas dan tanggung jawab tersebut.Di sisi lain sikap tersebut juga mengancam eksistensi kepemimpinan generasimuda karena karakterstik tersebut. Keempat, generasi muda juga cenderung kurang memiliki sikap disiplin, sulit di atur dan cenderung anti kemapanan. Karakteristik ini menjadi basis bagi generasi muda untuk menampilkan eksistensinya dan melawan atau setidaknya tidak mengikuti aturan yang ada, sebagai bagian dari bentuk protes atau sekedar menarik perhatian bahwa yang bersangkut aneksis. Karakteristik yang kelima ditegaskan dengan kurangnya generasi muda pada tanggung jawab yang diembannya. Pada konteks tertentu, sikap ini diikuti oleh aktifitas negatif. Namun di sisi lain tidak sedikit ekses dari sikap kurang bertanggung jawab ini berbuah positif. Disini Pancasila sebagai ideologi Negara dan sebagai landasan dalam bergaul perlu lebih ditingkatkan dengan sikap patriotisme yang tinggi bagi setiap generasi muda di Indonesia. Kebebasan Hak Asasi Manusia (HAM) bukan menjadi penghalang untuk kita tetap bernaung pada Pancasila. Sikap toleransi harus dijadikan latar belakang dalam bergaul. Melalui pendidikan diharapkan mampu menumbuhkan sifat yakin dalam kehidupan bernegara dengan menjunjung falsafah Pancasila agar visi berbangsa dan bernegara terarah sesuai dengan cita-cita bangsa dan menjadikan generasi muda sebagai gerbang emas untuk mencapai cita-cita tersebut. Upaya pembendungan bentuk radikalisme antar agama hendaknya diminimalisir karena, sikap tersebut dapat menjadikan momok yang menjerumuskan generasi muda pada sutuasi yang keluar dari konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Lembaga Pembinaan Masyarakat (LPM) khususnya dalam bidang yang menjalani tentang permasalahan pada generasi muda diharpkan mampu sebagai sarana untuk penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatannya. Juga perlunya peningkatan ketaqwaan dan keimanan melalui pendidikan agama dan keagamaan baik disekolah maupun lingkungan masyarakat. Pembinaan kehidupan keluarga yang harmonis juga menjadi salah satu peran penting untuk mencegah permasalahan pada generasi muda serta pengetahuan sedini mungkin terhadap anak tentang nilai-nilai Pancasila. Masyarakat Indonesia seakan terlena dengan demokrasi yang saat ini digempar-gemparkan. Akibatnya, banyak perilaku dan sikap dari pergaulan mereka yang menyimpang terutama menyalahi landasan negara kita yaitu Pancasila. Sikap gengsi yang berlebihan merubah pola hidup bahakan pola pikir mereka menjadi seorang yang egois. Egois dalam arti mulai melupakan nilai-nilai luhur Pancasila terutama dalam hal pergaulannya. Menurut pendapat saya penanaman nilai dan etika pergaulan yang berlandaskan pada Pancasila seharusnya ditanamkan sejak kecil. Oleh karena itu, pada saat menjelang remaja anak tidak lagi terombang-ambing oleh derasnya globalisasi dan kebebasan berdemokrasi. Pemerintah berperan dalam hal pengawasan. Perlu ditingkakan lagi bentuk pengawasan yang dilakukan pemerintah, karena pada saat ini permerintah lemah dalam melaksanakan perannya. Pihak berwajib hendaknya bersikap tegas terhadap remaja yang telah melanggar etika dan nilai-nilai. Sebagai remaja kita juga harus mendukung LPM yang berada di tengah-tengah masyarakat khususnya yang menangani tentang sikap dan perilaku remaja agar sikap dan tindakan para remaja lebih terkendali dan dapt menjadi penerus bangsa Indonesia di masa akan datang.

Selasa, 29 Mei 2012

Dewa 19 - KANGEN


Kuterima suratmu 'Tlah kubaca dan aku mengerti
Betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku
Didalam hari-harimu Bersama lagi

Kau tanyakan padaku kapan aku akan kembali
Katamu kau tak kuasa melawan gejolak didalam dada
Yang membara menahan rasa pertemuan kita nanti
saat bersama dirimu

Reff :
Semua kata ridumu
Semakin membuatku 'tak berdaya
Menahan rasa ingin jumpa
Percayalah padaku akupun rindu kamu
Ku akan pulang melepas semua kerinduan
Yang terpendam...

Kau tuliskan padaku kata cinta
yang manis dalam suratmu
Kau katakan padaku saat ini
Kuingin hangat pelukmu
Dan belai lembut kasihmu
takan kulupa selamanya
Saat kau ada disisiku

Chorus
Jangan katakan cinta
Menambah beban rasa
Sudah simpan saja sedihmu itu
Ku akan datang...

Back to Reff 2x

Jumat, 07 Oktober 2011

Hortatory Exposition Text

What is Hortatory Exposition?
1. Definition of Hortatory Exposition
Hortatory exposition is a text which represent the attempt of the writer to have the addressee do something or act in certain way.
2. Generic Structure of Hortatory Exposition
1. Thesis
2. Arguments
3. Recommendation
3. Language Feature of Hortatory Exposition
1. Focusing on the writer
2. Using abstract noun; policy, advantage, etc
3. Using action verb
4. Using thinking verb
5. Using modal adverb; certainly, surely, etc
6. Using temporal connective; firstly, secondly, etc
7. Using evaluative words; important, valuable, trustworthy, etc
8. Using passive voice
9. Using simple present tense
4. Examples and structures of the text
Thesis In all discussion over the removal of lead from petrol ( and the atmosphere), there doesn’t seem to have been any mention of the diffence between driving in the city and in the country.
Arguments While I realise my leaded petrol car is polluting the air wherever I drive, I feel that when you travel through the country,where you only see another car every five to ten minutes,the problem is not as severe as when traffic is concentrated on city roads.
Those who want to penalise older , leaded petrol vehicles and their owners donn’t seem to appreciate thet in the country there is no public transport to fall back upon and ones own vehicle is the only way to get about.
Recomendation I feel that country people, who often have to travel huge distances to the nearest town and who already spend a great deal of money on petrol,should be treated differently to the people who live in the city

Example of Hortatory Exposition
A. Watch your Kids While Watching TV
Television becomes one of the most important devices which takes place in almost houses. It can unite all members of the family as well as separate them. However, is it important to know what your kids are watching? The answer is, of course, absolutely "Yes" and that should be done by all parents. Television can expose things you have tried to protect the children from, especially violence, pornography, consumerism and so on.
Recently, a study demonstrated that spending too much time on watching TV during the day or at bedtime often cause bed-time disruption, stress, and short sleep duration.
Another research found that there is a significant relationship between the amount of time spent for watching television during adolescence and early adulthood, and the possibility of being aggressive.
Meanwhile, many studies have identified a relationship between kids who watch TV a lot and being inactive and overweight.
Considering some facts mentioning above, protect your children with the following tips:
• Limit television viewing to one-two hours each day
• Do not allow your children to have a TV set in their own bedrooms
• Review the rating of TV shows which your children watch
• Watch television with your children and discuss what is happening in the show

Notes on the Generic Structure of this Hortatory Exposition example
Firstly, we have to always remember that the social function of hortatory exposition text is driving the readers to act like the writer thought as stated in the text. Then the purpose of this hortatory is influencing and persuading the readers by presenting the supporting arguments. In many social activities, hortatory is applied for writing recommended thought, sales letter, advertising, speech campaign, and news advertorial.
Thesis: The writer's thought is presented as thesis which is proven with several arguments. In the first paragraph, the writer points his thought about the importance of accompanying children while they are watching TV show. It is important to protect the children from the bad influences of TV show.
Arguments: The next paragraphs show the writer arguments in supporting his thesis. It is supported by various researches that there are a great relationship between watching TV and the watcher's personality. One study describes that much time in watching TV can cause bed-time disruption. The others show the possibility of becoming an aggressive character because of watching television too much.
Recommendation: After stating the thesis and proving with various arguments, the text is completed with the writer's recommendation on how the parents should protect the children from the bed effect of watching TV.
Basically, both hortatory and analytical exposition have the similar position. Both take place as argumentative essays. Both show how important idea of the writer to be known. However the last paragraph of the essay usually make the difference from hortatory and analytical exposition. If it is a hortatory text, it will be ended with a strong recommendation while for analytical exposition, it will be closed with restatement of the writer's first paragraph.
B. More Dust Bins is Cleaner; example of hortatory
To improve comfort and cleanliness at the school, there should be an increasing number of dust bins.
When we look at classroom, school corridors and schoolyard, there papers, mineral water cops, straws, and napkin everywhere. The condition of unseemliness really hinders learning and teaching environment. They can be filled out with water coming from the rain. This can be placed for mosquito to spread out.
Anyway I notice that most of the students have responsibilities for their school environment. They put their litter on the proper place but some of them are not diligent enough to find the dust bins. The numbers of the dust bins in the school are not enough. More dust bins should be put beside each step, outside of the classrooms and some along of the corridors. Probably one dust bin should be in every ten meters. So when students want to throw away their litters, they can find the dust bins easily.
When school is equipped with sufficient dust bins, students do not have problem of discomfort any more. So provide more dust bins and school will be very clean and become a very nice place to study.

C. Where should be after High School?; a hortatory text
The National examination result will be publicly enounced in next short time. Euphoria will flood for those who get success. In the other hand, It will be sorry to hear that there are some of them do not succeed in their national final examination. For those who succeed soon will think to decide; where will they be after graduating high school? Actually it will be easy to decide for those has been arranged and thought earlier but for those have not planed yet, it will be quite confusing.
Continuing study or looking for work is the primary choice among them. When they think about continuing study, they will think hard about the time and cost. How long the higher study will last? And how high is about the cost. In the same way, when they think about straightly seeking job, what skill and competence they have got is a big matter of questioning. So, doing both choices in the same time is an alternative.
Continuing study as well as seeking job is possibly done but it will be hard for them. Conventionally studying in the university needs much time to spend especially in the first year. It is true because they have to do and adapt a lot of things in their new higher school. it will be very hard to looking for job. Therefore it should come to their mind of continuing studying at higher school from their own home. As result, the available time will be more flexible for them. Then it will be very possible to seek job and get the appropriate one. This type of studying is publicly known as distance learning.
As the alternative method of studying, besides the conventional studying which students and the lecturer have to meet in the fixed time and place regularly, distance learning provides possibility to grow better. Possibly working and studying surely will create high quality graduate. Distance learning should appear as a considerable choice for them.

D. Millions from Property Market; a hortatory exposition text
Dear friend,
Are you tired of the daily grind? Sick of working all hours of the day for litle reward? Tired of having enough money to really enjoy yourself? Well, now there is a way out.
We can show the way to give up work. Sit back and make millions for yourself and your loved ones on property market.
Albert Smith felt just like you untill he read our leaflet. Now he drives a sport car arround the South of France and his wife has one of her own too.
Generic Structure Analyse
Thesis; there is a way out of financial problem.
Argument; Albert Smith is the proof.
Recommendation; Join property market !
Language Feature Analysis
Using abstract noun; reward
Using action verb; give up, make, etc
Using thinking verb; felt
Using simple present tense; are you tired?, he drives a sport car, etc

Kamis, 06 Oktober 2011

PLANNING

A. Pengantar
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu keputusan dan tinsdakan. Perencanaan diperlukan dalam setiap jenis kegiatan baik itu kegiatan organisasi, perusahaan maupun kegiatan dimasyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

B. Batasan Perencanaan
Menurut Newman perencanaan (planning) is deciding in advance what is to be done. Sedangkan menurut A.Allen planning is the determination of a course of action to achieve a desired result. Pada dasarnya yang dimaksud dengan perencanaan yaitu memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa ( what ) siapa ( Who ) kapan (When) dimana ( When ) mengapa ( why ) dan bagaimana ( How ) jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan.

C. Unsur-unsur Perencanaan
Perencanaan yang baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan yaitu :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan
2. Apa sebabnya tindakan tersebut harus dilakukan
3. Dimana tindakan tersebut dilakukan
4. Kapan tindakan tersebut dilakukan
5. Siapa yang akan melakukan tindakan tersebut
6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.

D. Proses Pembuatan Rencana
1. Menetapkan tugas dan tujuan
Antara tugas dan tujuan tidak dapat dipisahkan, suatu rencana tidak dapat difrmulir tanpa ditetapkan terlebih dahulu apa yang menjadi tugas dan tujuannya. Tugas diartikan sebagai apa yang harus dilakukan, sedang tujuan yaitu suatu atau nilai yang akan diperoleh.
2. Observasi dan analisa
Menentukan factor-faktor apa yang dapat mempermudah dalam pencapaian tujuan (Observasi) bila sudah diketahui dan terkumpul, maka dilakukan analisa terhadapnya untuk ditentukan mana yang digunakan.
3. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan
Faktor yang tersedia memberikan perencanaan membuat beberapa kemungkinan dalam pencapaian tujuan. Dimana kemungkinan yang telah diperoleh dapat diurut atas dasar tertentu, misalnya lamanya penyelesian, besarbya biaya yang dibutuhkan efisiensi dan efektivitas dan lain sebagainya.
4. Membuat sintesa
Sintesa yaitu alternatif yang akan dipilih dari kemungkinan-kemungkinan yang ada dengan cara mengawinkan sitesa dari kemungkinan-kemungkinan tersebut. Kemungkinan-kemungkinan yang ada mempunyai kelemahan-kelemahan.

E. Bentuk-bentuk Perencanaan
1. Recana Global (Global Plan)
Analisa penyusunan recana global terdiri atas:
- Strenght yaitu kekuatan yang dimiliki oleh organisasi yang bersangkutan
- Weaknesses, memperhatikan kelemahan yang dimiliki organisasi yang bersangkutan.
- Opportunity yaitu kesempatan terbuka yang dimiliki oleh organisasi
- Treath yaitu tekanan dan hambatan yang dihadapi organisasi
2. Rencana Stategik (Strategic Plan)
Bagian dari rencana global yang lebih terperinci. Dimana dengan menyusun kerangka kerja yang akan dilakukan untuk mencapai rencana global, dimensi waktunya adalang jangka panjang. Dalam pencapaiannya dilakukan dengan system prioritas. Mana yang akan dicapai terlebih dahulu.
Merupakan proses prencanaan jangka panjang yang tersusun dan digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan bersama. Tiga alas an penggunaan perencanaan strategic ini yaitu :
1. Memberikan kerangka dasar bagi perencanaan lainnya yang akan dilakukan
2. Mempermudah pemahaman bentuk-bentuk perencanaan lainnya.
3. Titik permulaan pemahaman dan penilaian kegiatan manajer dan organisasi.
3. Rencana Operasional ( Operational Plan )
Rencana ini meliputi perencanaan terhadap kegiatan-kegiatan operasional dan bersifat jangka pendek.
- Rencana sekali pakai ( single use plan ) yaitu kegiatan yang tidak digunakan lagi setelah tercapainya tujuan dan ini sifatnya lebih terperinci hanya sekali pakai, misalnya rencana pembelian dan pemasangan mesin komputer dalam suatu perusahaan.
- Rencana Tetap ( Standing Plan ) yaitu berupa pendekatan-pendekatan standar untuk penanganan-penanganan situasi yang dapat diperkirakan terlebih dahulu dan akan terjadi berulang-ulang.